11 Tempat Wisata Di Sejumlah Negara Yang Terisi Sisa-Sisa Mayat Manusia

Share:
Orang mati, kerangka manusia atau sesuatu yang bernuansa kematian, merupakan hal yang tidak pernah kita harapkan di saat kita merencanakan untuk berkunjung ke suatu tempat, kecuali jika anda adalah seorang penggila misteri atau paranormal yang ingin mengeksplor sesuatu yang berbau mistis pada tempat kunjungan Anda.

Namun di sejumlah Negara, ada beberapa tempat yang justru dijadikan obyek wisata untuk tujuan liburan Anda yang di dalamnya terdapat sisa-sisa mayat atau kerangka manusia yang sengaja tergeletak di sekitarnya.

Beberapa tempat wisata tersebut diam-diam berisi sisa-sisa mayat yang mungkin tidak disadari oleh wisatawan. Di tempat lainnya, sisa-sisa mayat sengaja ditampilkan secara terbuka untuk dijadikan sebagai pemandangan para pengunjung, yang kemudian hanya melewati mereka seolah-olah mereka adalah artefak.

Berikut ini 11 tempat wisata di sejumlah negara yang terisi dengan sisa-sisa mayat manusia.


11. The Catacombs of Paris - Perancis

the catacombs of paris, catacombs of paris, catacombs, terowongan catacombs of paris, catacombs of paris tunnel, susunan kerangka manusia, pemandangan di catacombs of paris, paris, perancis, french, tulang-tulang manusia di catacombs of paris
(Pemandangan di dalam terowongan Catacombs of Paris. Photo: Getty Image/Lonely Planet Image)
Jika Anda adalah seorang traveler yang menyukai tempat-tempat sensasional yang penuh tantangan, mungkin Catacombs bisa menjadi kandidat utama untuk tujuan kunjungan Anda.

Paris dikenal sebagai Kota Cahaya, tetapi menyembunyikan sejarah yang gelap dan mengganggu.

Di bawah kota Paris, Anda akan menemukan terowongan berbentuk seperti sarang lebah. Terowongan itu adalah labirin raksasa dan tidak ada yang tahu persis berapa banyak dan seberapa besar terowongan atau ruangan di sana. Sistem terowongan itu dikenal dengan nama "The Catacombs of Paris".

"The Catacombs of Paris" diciptakan pada akhir abad ke-18 ketika Paris memiliki terlalu banyak orang mati dan pemakaman yang terlalu padat, yang pada akhirnya menimbulkan masalah kesehatan di kota Paris. Oleh karena itu dewan kota Paris memutuskan untuk memindahkan tulang-tulang mayat itu - yang jumlahnya hampir 6 juta mayat - ke terowongan bawah tanah di bawah kota Paris. Selama lebih dari setahun mereka memindahkan tulang-tulang pada malam hari ke sebuah upacara yang terdiri dari prosesi para imam yang bernyanyi di sepanjang jalan menuju Catacombs.

Tulang-tulang itu awalnya hanya dilemparkan secara bersamaan. Namun akhirnya para pekerja mulai menata tulang-tulang itu dan menampilkannya secara artistik.

Menjelang akhir abad ke-18, Catacombs menjadi objek wisata dan telah dibuka untuk umum secara berkala sejak tahun 1867.

Di galeri gelap dan lorong sempit, Anda akan melihat tulang tersusun dalam tampilan mengerikan. Catacombs sangat menakutkan. Mereka tenang, gelap, lembab, dan sedikit tertekan. Ada banyak tulang di sekitarnya dan kebanyakan dari mereka hanya ditumpuk satu sama lain.

Selama abad ke-19, pengaturan kunjungan terus berubah, dari penutupan total hingga pembukaan bulanan atau triwulanan. "The Catacombs of Paris" sekarang terbuka untuk semua orang tanpa memerlukan otorisasi dan menyambut hampir 550.000 pengunjung setiap tahun.[1] 


10. Sungai Kuning (Yellow River) - Cina

sungai kuning, china, peradaban tionghoa, mayat di sungai kuning cina, yellow river, wei xinpeng, tukang perahu di sungai kuning
(Mayat di Sungai Kuning - Cina. Photo: McClatchy)
Sungai Kuning atau Huang He adalah tempat lahirnya peradaban Tionghoa di mana aktifitas pertanian bermula di lembah Sungai tersebut. Sungai itu memegang peranan penting tidak hanya bidang ekonomi dan sejarah, tetapi juga di bidang pariwisata, di mana setiap tahunnya tercatat begitu banyak wisatawan yang berkunjung ke sana.

Namun di balik keagungan namanya yang sudah terkenal di negeri Cina, bahkan di seluruh dunia, sungai itu menyimpan sisi suram yang telah menjadi tempat penampungan para mayat.

Sungai Kuning selalu penuh dengan sisa-sisa mayat dari orang yang bunuh diri, tenggelam saat berenang, atau dibuang di sungai setelah mereka dibunuh. Pemandangan itu adalah sebagai bentuk ketidakpedulian Pemerintah yang tidak tertarik untuk mengurus jenazah-jenazah tersebut. Akibatnya, seorang tukang perahu yang bernama Wei Xinpeng memanfaatkan situasi itu untuk dijadikan bisnis perdagangan yang mengerikan.

Wei tidak mencari ikan di perairan itu. Sebaliknya, ia menarik mayat keluar dari sungai, yang kemudian ia jual kembali ke keluarga yang berduka. Setelah tukang perahu itu mengumpulkan mayat-mayat tersebut, ia menempatkan mereka di sebuah teluk kecil di mana mereka terlindung dari arus. Mayat-mayat itu mengambang menghadap ke bawah dan ditambatkan dengan tali ke pantai, anggota badan dan pantatnya yang tertutup lumpur menonjol keluar dari air.

Wei kemudian memasang iklan di surat kabar lokal yang menggambarkan mayat-mayat itu. Keluarga yang merasa kehilangan meneleponnya dan beberapa orang pergi ke desanya untuk memeriksa mayat-mayat tersebut.

Kemudian keluarga korban membayar sedikit biaya untuk memastikan apakah mayat itu anggota keluarga mereka. Ketika mayat itu benar anggota keluarganya, si keluarga membayar kembali $500 untuk mengambil jasadnya.

Pada tahun 2010, Xinpeng mengatakan ia telah menemukan 500 mayat dalam tujuh tahun. Sembilan tahun kemudian, kami bertanya-tanya berapa banyak lagi yang telah ia temukan.[2] 


9. Museum of London - Inggris

museum of london, museum london, inggris, kerangka manusia di museum london, kotak kardus berisi kerangka manusia, pusat bioarchaeology manusia, human sekletons, kerangka manusia
(Kotak kardus yang berisi kerangka manusia di Museum of London. Photo: Hayley Campbell/BuzzFeed)
Ribuan orang telah dimakamkan di kota London selama berabad-abad. Namun banyak dari sisa-sisa mayat telah digali oleh perkembangan London yang sedang berlangsung. Setiap kali bangunan atau terowongan rel kereta api dibangun, penggalian harus dilakukan untuk memastikan tidak ada yang rusak pada sesuatu yang krusial, atau setidaknya untuk menjaga artefak dan informasi dari situs sebelumnya. Dan kini, sisa-sisa mayat itu seakan hidup kembali di dalam bangunan bundar yang bertuliskan “Museum of London”.

Di dalam Museum of London, pengunjung berkeliaran di sepanjang ruang pamer yang menyajikan pemandangan villa bangsa Romawi, senjata abad pertengahan dan pelatih-pelatih Victoria. Namun hanya sedikit yang menyadari bahwa jauh di bawah mereka, di dalam ruangan bawah tanah, adalah tempat koleksi yang sangat berbeda.

Ruangan berdinding beton yang terlarang untuk umum itu adalah fasilitas semacam gudang, yang di dalamnya terdapat beberapa rak bertingkat yang berisi beberapa kotak kardus yang diberi label dengan tulisan tangan yang rapi, dan semuanya bertuliskan kata-kata yang sama - “Human Sekletons” atau "Kerangka Manusia" – disertai dengan berbagai nomer seri.

Ya, itu adalah gudang untuk Pusat Bioarchaeology Manusia, yaitu pusat penelitian dan analisis sisa-sia kerangka manusia, yang terdapat di museum tersebut, dan merupakan rumah bagi sekitar 20.000 kerangka manusia yang dikemas rapi, yang digunakan untuk penelitian terhadap sejarah London selama 2.000 tahun terakhir.

Karena kerangka-kerangka tersebut berasal dari hampir setiap titik dalam sejarah London dari era Romawi hingga pertengahan abad ke-19, mereka telah mengajarkan banyak arkeolog dan sejarawan tentang masa lalu London.

Misalnya, sejarawan jadi tahu bahwa orang-orang abad pertengahan memiliki gigi yang lebih baik daripada orang-orang di era modern setelah menganalisis kerangka mereka, karena di abad pertengahan belum ada gula rafinasi yang kebanyakan sering dikonsumsi oleh orang-orang di era modern.

Kota yang kaya akan pemakaman seperti London, masih menyisakan sejumlah besar kerangka yang dapat diperlakukan sebagai temuan arkeologis. Dan yang ditemukan di dalam Kota London cenderung diserahkan kepada Museum of London.[3]  


8. Gunung Everest - Nepal

mount everest, everest, green boots, gua green boots, tsewang paljor, gunung everest, mayat di gunung everest, sherpa, pendaki india, himalaya, nepal, tibet, pendaki gunung everest, mayat beku di everest
(Mayat Green Boots. Photo: Histecho.com)
Lebih dari 200 orang telah tewas dalam upaya mereka untuk mendaki Gunung Everest. Gunung itu tampaknya menawarkan pilihan yang tak ada habisnya untuk menciptakan kematian, dari jatuh ke jurang hingga kehabisan oksigen, dari tertimpa badai salju hingga dihancurkan oleh hujan batu. Namun pendaki terus mencoba keterampilan dan keberuntungan mereka dalam menaklukan Everest, meskipun bahaya di depan mereka mengintai dengan jelas.

Dalam perjalanan pendakian, para pendaki begitu sering melewati mayat beku yang terawetkan di sepanjang rute Everest, sehingga banyak mayat mendapatkan julukan dan berfungsi sebagai penanda jejak.

Salah satu mayat yang terkenal di Everest adalah mayat pendaki dari India yang bernama Tsewang Paljor. Jasadnya sampai saat ini masih tetap berada di gunung itu sejak ia terbunuh dalam badai salju pada tahun 1996. Paljor dijuluki “Green Boots” atau “Sepatu Bot Hijau” karena ia mengenakan sepatu bot hijau pada saat menemui ajalnya di Everest. Dia menjadi sangat terkenal sehingga gua di mana dia membeku sampai mati disebut Gua Green Boots.

Sampai saat ini masih begitu banyak mayat yang mengotori gunung Everest. Ketika orang meninggal di Everest, kemungkinan akan sulit untuk memindahkan tubuh mereka. Berpotensi mematikan dan memakan biaya yang cukup mahal. Antara enam dan delapan pemandu Sherpa (salah satu suku di Nepal dan Tibet) yang diperlukan untuk mengambil mayat dari Everest. Tubuh mayat-mayat itu selalu berat, kadang hingga dua kali berat korban ketika hidup, karena mereka membeku.

Pemulangan terakhir menelan biaya puluhan ribu dolar (dalam beberapa kasus, sekitar $70.000) dan juga dapat terjadi dengan harga nyawa yang fatal, seperti kasus yang pernah dialami oleh dua pendaki Nepal yang meninggal ketika berusaha menemukan mayat di Everest pada tahun 1984. Karena itu, mayat-mayat sering dibiarkan tergeletak di gunung.[4] 


7. Danau Roopkund - India

danau roopkund, roopkund lake, kerangka manusia di danau roopkund, tulang-tulang manusia di danau roopkund, uttarakhand, india, danau kerangka, skeleton lake of roopkund, lake of roopkund
(Photo: Ourplnt.com)

Danau Roopkund terletak di Uttarakhand, India, dikenal karena tulang belulangnya. Danau itu sering tertutup es. Tetapi ketika es mencair - seperti yang sering terjadi - wisatawan disuguhi pemandangan lebih dari 200 kerangka manusia yang tersebar secara sembarangan di sepanjang tepiannya.

Kerangka itu pertama kali ditemukan pada tahun 1942 ketika Perang Dunia II sedang berlangsung, sekitar 16.000 kaki di atas permukaan laut, di dasar sebuah lembah kecil. Kerangka tersebut memiliki penyok pada tengkorak dan pundak mereka, menunjukkan bahwa mereka telah terkena sesuatu dari atas.

Asumsi kala itu adalah bahwa kerangka tersebut adalah sisa-sisa tentara Jepang yang berusaha menyelinap ke India. Pemerintah Inggris, yang takut akan invasi darat pasukan Jepang, mengirim tim penyelidik untuk menentukan apakah itu benar. Namun setelah diperiksa mereka menyadari tulang-tulang itu bukan berasal dari tentara Jepang, karena mereka tidak cukup segar.

Tampak jelas bahwa tulang-tulang itu memang sudah sangat tua. Daging, rambut, dan tulangnya sendiri telah dilindungi oleh udara yang kering dan dingin, tetapi tidak ada yang bisa menentukan dengan tepat kapan mereka berasal. Lebih dari itu, mereka tidak tahu apa yang telah menewaskan lebih dari 200 orang di lembah kecil tersebut. Banyak teori dikemukakan diantaranya yaitu epidemi, tanah longsor, dan ritual bunuh diri. Selama beberapa dekade, tidak ada yang bisa menjelaskan misteri “Danau Kerangka” itu.

Namun, pada tahun 2004 tim ekspedisi datang ke situs tersebut, dan akhirnya mengungkapkan misteri apa yang menyebabkan kematian orang-orang itu. Jawabannya lebih aneh daripada dugaan siapa pun.

Tulang-tulang itu milik dua kelompok orang yang terbunuh oleh hujan es sekitar tahun 850 Masehi. Satu kelompok adalah keluarga atau suku, sedangkan yang lainnya adalah pengawal atau pemandu mereka. Kelompok itu melintasi daerah tersebut ketika mereka mengalami hujan es.

Terperangkap di lembah tanpa tempat untuk bersembunyi atau mencari perlindungan, akhirnya mereka mati setelah terus-menerus dihantam batu es sebesar bola kriket, yang keras seperti besi.[5]  


6. Tembok Raksasa - Cina

great wall of china, tembok raksasa cina, qin shi huang, dinasti ming, meng tian, 400000 pekerja, sisa mayat manusia di tembok cina
(Tembok Raksasa Cina. Photo: Ringmar.net)
Tembok Raksasa Cina merupakan struktur paling populer yang dibangun di Cina kuno. Pembangunannya memakan waktu lebih dari 2 ribu tahun dan melalui beberapa masa pemerintahan kaisar, dimulai dengan dinasti Qin Shi Huang sekitar 221 SM. Namun, sebagian besar sisa dinding dibangun pada masa Dinasti Ming (1368–1644).

Pada saat Kaisar Qin Shi Huang memerintahkan pembangunan tembok, Jenderal Cina yang terkenal, Meng Tian, mengarahkan proyek tersebut, dan dikatakan telah menggunakan pasukan tentara dan narapidana dalam jumlah besar sebagai pekerja.

Selama masa pembangunan pada saat itu, diperkirakan 400.000 pekerja meninggal. Sebagian besar orang yang mati diyakini terkubur di dalam tembok. Karena itu Tembok Raksasa Cina disebut sebagai pemakaman terpanjang di Bumi. Hal itu dipertegas oleh arkeolog yang telah menemukan jenazah manusia terkubur di bawah bagian tembok.

Meskipun jumlah resmi panjang Tembok Raksasa Cina adalah 8.851,8 kilometer (5.500 mil), panjang semua Tembok Raksasa yang dibangun selama ribuan tahun diperkirakan 21.196,18 kilometer (13.170 mil).

Tembok Raksasa Cina adalah serangkaian tembok dan benteng kuno yang terletak di Cina utara, merupakan struktur buatan manusia terpanjang di dunia dan simbol yang paling dikenal dari Cina yang memiliki sejarah yang panjang dan jelas.

Meskipun Tembok Raksasa itu tidak pernah secara efektif mencegah penjajah memasuki Cina, tetapi tembok itu berfungsi sebagai simbol kekuatan abadi peradaban Tiongkok.

Tembok Raksasa Cina menarik sekitar 50 juta pengunjung asing setiap tahunnya. Pada tahun 1987, UNESCO menempatkan Tembok itu dalam daftar situs nasional dan sejarah besar dunia.

Saat ini, Tembok Raksasa Cina diakui sebagai salah satu prestasi arsitektur paling mengesankan dalam sejarah manusia. Dan klaim populer yang muncul pada abad ke-20 menyatakan bahwa tembok itu adalah satu-satunya struktur buatan manusia yang terlihat dari luar angkasa.[6]  


5. Cenote Sac Uayum - Meksiko

cenote, sac uayum, cenote sac uayum, yucatan meksiko, lubang alami berisi air, maya kuno, peradaban maya, kerangka manusia di cenote sac uayum, tengkorak di sac uayum, bradley russell
(Photo: Nationalgeographic.com)
Semenanjung Yucatan Meksiko memiliki banyak cenote yang merupakan tempat wisata terbaik. Namun, cenote Sac Uayum adalah cenote yang sangat menonjol karena di dalamnya berserakan tengkorak yang memanjang dan tulang manusia.

Cenote adalah lubang alami atau lubang pembuangan yang dihasilkan dari runtuhnya batuan kapur yang mengekspos air tanah di bawahnya. Cenote kadang-kadang digunakan oleh Maya kuno untuk persembahan korban. Sac Uayum ditakuti oleh Maya kuno dan masih ditakuti oleh penduduk setempat, yang memiliki banyak cerita rakyat yang menyarankan siapa pun untuk tidak mendekati cenote tersebut.

Pada tahun 2013, sebuah tim arkeolog yang dipimpin oleh Bradley Russell datang untuk menyelidiki cenote itu. Ia dan timnya menghabiskan dua minggu untuk menyelam ke jangkauan terdalamnya.

Dari hari pertama penyelaman, arkeolog itu menemukan bahwa mungkin ada alasan yang sangat nyata mengapa penduduk desa takut akan tempat itu. Tampaknya sesuatu yang mengerikan terjadi di sana dan mungkin pengetahuan tentang hal tersebut diturunkan selama berabad-abad yang mengarah pada perkembangan mitos dan legenda.

Para arkeolog menemukan dua kamar yang terhubung satu sama lain melalui sebuah terowongan di gua yang tenggelam dengan tulang yang tersebar di lantai. Kemudian tim telah mengidentifikasi sepuluh tengkorak di ruang pertama dan lima di ruang kedua, dengan kemungkinan lebih banyak lagi, sambil menunggu penemuan di antara bebatuan dan sedimen.

Menurut Russell, tengkorak itu sengaja diratakan dan menunjukkan mereka berasal dari peradaban Maya. Tulang-tulang itu tidak memiliki tanda yang mengindikasikan penyebab kematian, jadi orang-orang itu mungkin tidak dikorbankan. Tengkorak dan sisa-sisanya yang ditemukan sebagian besar milik pria dan wanita, dewasa dan remaja, tetapi pertanyaan yang masih belum terjawab adalah - bagaimana orang-orang tersebut bisa berakhir di sana?

Mereka berpikir bahwa orang-orang mungkin dimakamkan di sana sementara untuk menunggu siklus penciptaan berikutnya, karena Maya kuno percaya pada reinkarnasi. Atau, mereka bisa saja korban wabah yang dibuang di sana untuk mencegah menulari orang yang masih hidup.[7]  


4. Tower of London - Inggris

tower of london, menara london, inggris, pemakaman korban raja henry viii, kapel, santo petrus ad vincula, kerangka manusia, kerangka wanita dewasa dan anak kecil, worker skeletons
(Tower of London. Photo: Lonely Planet)
Tower of London, atau Menara London, terkenal karena menjadi tempat pemakaman banyak korban Raja Henry VIII. Namun tidak semua malapetaka dan kesuraman melekat pada menara itu. Tower of London juga pernah menjadi pusat keaktifan, berfungsi sebagai istana dan pusat komunitas lokal.

Temuan arkeologis di Tower of London, yang terkenal karena kematian mengerikan dari beberapa tokoh Inggris yang paling kaya dan berkuasa, membuat para sejarawan bersemangat.

Kerangka wanita dan anak berusia 500 tahun baru-baru ini ditemukan terkubur di bawah kapel (tempat beribadah orang Kristen) yang melekat pada objek wisata tersebut.

Benteng - yang berusia hampir 1000 tahun - adalah istana kerajaan dan penjara terkenal yang menjadi tempat pemakaman bagi beberapa anggota Inggris yang tidak beruntung di masa lalu, termasuk istri kedua dan kelima Raja Henry VIII, Anne Boleyn dan Catherine Howard.

Wanita-wanita yang bernasib sial itu ternyata berbagi bumi di bawah situs keramat tersebut dengan seorang wanita dan seorang anak yang bisa saja hanya orang-orang biasa yang bekerja di menara.

Para arkeolog melihat kerangka itu ketika mereka menggali di luar pintu masuk ke Kapel Menara Santo Petrus ad Vincula, di depan sebuah proyek untuk membuat situs itu lebih mudah diakses oleh kursi roda.

Setelah menggali dalam-dalam, ekskavator menabrak permukaan tembok setebal 22 cm. Di dalam permukaan itu mereka menemukan dua penguburan, yaitu seorang wanita dewasa dan seorang anak kecil. Perempuan itu diperkirakan berusia antara 35 dan 45 tahun sementara anak itu diperkirakan berusia sekitar 7 tahun.

Wanita dewasa itu tampaknya telah dimakamkan di peti mati, karena ada beberapa paku peti mati yang ditemukan di dekatnya, sementara anak itu hanya dibungkus dengan kain kafan sebelum diletakkan untuk beristirahat. Adat istiadat tersebut adalah khas dari periode akhir abad pertengahan dan awal periode Tudor (salah satu periode dinasti kerajaan Inggris). Hal itu menunjukkan bahwa kerangka-kerangka itu adalah sisa dari mayat yang telah dimakamkan antara tahun 1450 dan 1550.[8]  


3. Sedlec Ossuary - Republik Ceko

kapel, sedlec, sedlec ossuary, gereja tulang, hiasan dari kerangka manusia, praha, kutna hora, bohemia tengah, republik ceko, barok, gereja abad pertengahan, lampu gantung tulang manusia, schwarzenberg
(Sedlec Ossuary - Ceko. Photo: Cntraveler.com)
Berada sekitar 70 kilometer (sekitar 43 mil) di timur Praha, kota di Daerah Bohemia Tengah Republik Ceko yang bernama Kutná Hora, telah menampilkan visi budaya dan tradisi Ceko yang lebih tenang namun mengesankan. Di kota itu terdapat bangunan bergaya barok (seni) dan gereja-gereja abad pertengahan, yang di tengahnya terletak sebuah daya tarik, yang jelas bukan untuk para wisatawan yang berhati lemah.

Berjalan kaki singkat melalui jalan-jalan sempit di pinggiran wilayah kecil yang bernama Sedlec, Anda akan mencapai sebuah kapel yang aneh namun menakutkan.

Gereja-gereja yang tampak agak sederhana dari luar, telah bersembunyi di bawahnya sebuah kisah misteri dan kematian yang memikat. Di bawah tangga kecil, di ruang bawah gereja Katolik Roma itu terbentang osuarium, yang dihiasi dengan lebih dari 40.000 kerangka manusia. Osarium tersebut dikenal dengan nama Sedlec Ossuary.

Dijuluki oleh sebagian besar sebagai "Gereja Tulang”, kisah di balik daya tarik mengerikan itu dimulai pada tahun 1278, ketika Raja Bohemia mengirim kepala biara Sistersien (salah satu tarekat atau ordo pada ajaran Nasrani) Sedlec ke Yerusalem. Di saat biarawan itu kembali ke Sedlec, ia membawa kendi yang berisi tanah dari Golgota, tempat dinama penyaliban Yesus Kristus terjadi, dan menyebarkan tanah itu di sekitar pemakaman Sedlec. Ketika berita tentang "Tanah Suci" meluas ke publik, orang-orang dari seluruh wilayah mulai meminta untuk dimakamkan di sana.

Pada abad ke-15, ketika tempat pemakaman sudah tidak tersedia lagi, tulang-tulang yang terkubur di Sedlec digali dari situs tersebut, dan dipindahkan ke osuarium bawah tanah gereja untuk memberi ruang bagi orang yang baru mati.

Tulang-tulang tersebut tampaknya berbaring di lantai bawah tanah gereja itu sampai tahun 1870, ketika seorang pemahat kayu bernama Frantisek Rint ditunjuk untuk mengatur ribuan tulang secara artistik. Hasilnya sangat mengejutkan.

Kapel bawah tanah itu berisi lampu gantung yang seluruhnya terbuat dari tulang, serta karangan bunga tengkorak manusia. Selain itu, ada dua cawan tulang besar, enam piramida tulang besar, dan tempat lilin tengkorak. Di sebelah kiri tempat lilin, duduk lambang yang terbentuk dari tulang-tulang keluarga Schwarzenberg, yaitu keluarga aristokrat Ceko yang pernah memerintah kota. Sementara itu, kumpulan tengkorak manusia yang bertumpuk di atas satu sama lain berdiri di sebelah kanan.

Sedlec Ossuary adalah salah satu tempat wisata terbesar di Republik Ceko dan yang paling banyak dikunjungi di wilayah Bohemia Tengah. Situs itu menyambut sekitar 450.000 wisatawan pada tahun 2018, dengan sekitar 500.000 wisatawan diperkirakan akan berkunjung tahun ini.[9]  


2. Pompeii - Italia

pompeii, kota pompeii, italia, romawi kuno, teluk napoli, campania, romawi volcanalia, gunung vesuvius, 24 agustus 79 masehi, sisa mayat yang diplester, bekas mayat korban tragedi pompeii, herculaneum
(Sebagian bekas mayat korban gunung Vesuvius yang telah dicetak dengan plester. Photo: Los 40 viajes)
Pompeii pernah menjadi kota Romawi kuno yang sangat makmur di Teluk Napoli, di wilayah Campania Italia. Kota itu berpenduduk 11.000 orang dan memiliki sistem air, amfiteater, gimnasium, dan bahkan pelabuhan yang rumit.

Hari-hari terakhir kota itu dimulai pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, sehari setelah liburan Romawi Volcanalia (festival Romawi jaman kuno). Pada siang hari Gunung Vesuvius meraung hidup, memuntahkan abu ratusan kaki ke udara selama 18 jam berturut-turut. Abu tercekik menghujani kota Pompeii dan Herculaneum, yaitu desa kecil di sekitarnya, mengisi halaman, menghalangi pintu, dan menyebabkan atap runtuh. Abu-abu itu juga memenuhi jalan, dan mencegah orang untuk melarikan diri.

Sementara ribuan orang menerjang abu dan melarikan diri, ribuan lainnya tetap tinggal di rumah mereka, di mana mereka meringkuk ketakutan dan menutupi kepala mereka dengan bantal. Siapa pun yang selamat dari abu yang jatuh dan atap yang runtuh telah mati keesokan paginya ketika kerucut gunung berapi itu runtuh, memicu longsoran lumpur dan abu sepanjang seratus mil per jam dan membanjiri Pompeii yang hanya sekitar lima mil jauhnya, dan menghancurkan segala sesuatu di jalurnya.

Pompeii dan desa Herculaneum, lenyap, dan ditemukan secara tidak sengaja selama pembangunan Raja Charles III dari istana Bourbon pada tahun 1738. Anehnya, kedua kota itu hampir terpelihara dengan sempurna di bawah lapisan abu yang terkalsifikasi (yang telah mengapur).

Para penggali mulai bekerja dan menemukan kerangka-kerangka manusia dengan berbagai posisi yang terbunuh selama letusan 79 M lalu. Abu-abu vulkanik yang telah mengeras yang menutupi para mayat telah menciptakan ruang kosong antara abu dan kerangka. Ruang-ruang kosong itu ditemukan dalam bentuk yang dulunya adalah tubuh mereka. Kemudian para pekerja itu mulai menuangkan plester ke ruang-ruang kosong di sekitar kerangka.

Saat ini, Pompeii memiliki ratusan cetakan sisa-sisa orang yang meninggal selama letusan yang terkenal itu. Ada juga sisa-sisa hewan babi dan anjing yang diplester. Cetakan-cetakan itu jelas menunjukkan wajah dan fitur orang-orang dan hewan - sama seperti mereka pada saat kematian.

Sekitar 1.150 mayat telah digali dari Pompeii pada tahun 2015. Namun, para sejarawan percaya bahwa lebih dari 2.000 orang tewas di Pompeii. Mengingat baru hanya tiga perempat dari Pompeii yang telah digali, mungkin masih ada lebih banyak kerangka di bawah tanah.

Pompeii sekarang telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata paling populer di Italia dengan sekitar 2,5 juta pengunjung per tahun.[10]  


1. Tana Toraja - Indonesia

toraja, tana toraja, suku toraja, sulawesi selatan, indonesia, kerangka suku toraja, pemakaman di dalam gua, animisme, rambu soloq, ma'nene
(Kerangka suku Toraja yang dimakamkan di dalam gua. Photo: Pesona.travel)
Di wilayah pegunungan yang indah di Sulawesi Selatan, Indonesia, adalah rumah bagi kelompok etnis yang disebut Toraja. Sejumlah besar anggota kelompok tersebut tinggal di Kabupaten Tana Toraja di pusat pulau Sulawesi, 300 km utara Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan, di mana penduduknya yang mempraktekkan animisme, telah mengembangkan beberapa ritual pemakaman paling rumit di dunia.

Ketika seorang Toraja meninggal, anggota keluarganya diharuskan mengadakan serangkaian upacara pemakaman, yang dikenal sebagai Rambu Soloq, selama beberapa hari. Tetapi upacara tidak dilakukan segera setelah kematian, karena keluarga Toraja kadang sering kekurangan dana yang diperlukan untuk menutupi biaya pemakaman. Jadi mereka menunggu - berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau kadang bertahun-tahun - secara perlahan mengumpulkan dana sampai cukup banyak yang dikumpulkan.

Selama waktu itu, almarhum tidak dimakamkan tetapi dibalsem dan disimpan di rumah tradisional di bawah atap yang sama dengan keluarganya. Sampai upacara pemakaman selesai, orang tersebut tidak dianggap benar-benar mati tetapi hanya menderita penyakit.

Setelah dana yang dibutuhkan telah terkumpul, upacara dapat dimulai, dengan mengorbankan kerbau dan babi disertai dengan tarian dan musik. Setelah ritual upacara selesai, kemudian tiba pada pemakaman yang sebenarnya. Tetapi anggota suku Toraja jarang dimakamkan di tanah. Mereka ditempatkan di gua-gua yang digali di sisi gunung yang berbatu, atau di peti mati kayu yang digantung di tebing.

Jika yang meninggal itu seorang anak bayi yang belum tumbuh gigi, bayi itu dibungkus kain dan ditempatkan di dalam ruang kosong di dalam batang pohon yang sedang tumbuh, lalu ditutupi dengan pintu serat kelapa. Lusinan bayi dapat dikuburkan dalam satu pohon.

Sampai di sini ritual belum berakhir. Setiap beberapa tahun, pada bulan Agustus, dilakukan sebuah ritual yang disebut Ma'Nene, di mana tubuh orang yang sudah meninggal digali untuk dicuci, dirawat dan dipakaikan pakaian baru. Para mumi kemudian diarak berjalan keliling desa seperti zombi (mayat hidup).

Ritual  yang khas di Tana Toraja itu telah menarik ribuan wisatawan dan antropolog ke pulau itu setiap tahun. Pada tahun 1984, Tana Toraja dinobatkan sebagai tujuan wisata kedua setelah Bali oleh Kementerian Pariwisata Indonesia, memberikan Toraja status selebriti di Indonesia dan meningkatkan kebanggaan kelompok etnis Toraja.[11]  












1 comment:

  1. JSlot Casino Resort, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa - JT
    JSlot Casino Resort, 아산 출장안마 Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, 아산 출장샵 Spa, Spa, 광주광역 출장안마 Spa, 속초 출장안마 Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, 광주광역 출장안마 Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa, Spa

    ReplyDelete